......
Mohon maaf jika masih menggunakan kata-kata yang umum, karena ini saya karang sekitar beberapa tahun yang lalu, pas SMP.
Sebulan lagi anak-anak kelas VI akan menghadapi Ujian Nasional.
” Ayo, anak-anak belajar dengan giat agar
nanti waktu menghadapi UN kalian bisa mengerjakan soal dengan baik” kata Bu Guru.
Mulai saat itu latihan soal di perbanyak,Try
Out dilaksanakan.
”Nia, pasti kamu lulus dengan nilai yang baik, kamu anak yang
pintar”, kata Via, salah satu teman Nia di kelas.
”Ah belum tentu dia lulus!”,
kata Sherly,dia adalah musuh Nia.
Teng…teng…teng…bel israhat berbunyi.
“Anak-anak
silahkan kalian istirahat”, kata Bu Guru.
“Put, habis makan kita ke
perpustakaan ya”, kata Nia. “Oke deh”, jawab Putri
*Di perpustakaan*
“Nia…Nia…., jangan
jadi kutu buku gitu dong, mentang-mentang pintar jadi bacanya buku pelajaran
terus deh, nanti strees loh!”, kata Putri.
”Iya..iya.. nanti aku ikuti saran
kamu tenang aja…”, kata Nia.
Teng…teng…teng…bel masuk berbunyi.
Nia dan kawan-kawannya masuk kelas. Soal demi soal Nia kerjakan dengan serius. Minggu
demi minggu berlalu.
”Tak terasa besok sudah ujian nasional, hari yang menentukan kita lulus atau tidak ,“kata
Putri.
Nia dan teman-teman menantikan
detik-detik mendebarkan itu. ”Mudah-mudahan aku dapat mengerjakan soal-soal
dengan baik dan lulus”, harap Nia dalam hati. Mulailah Nia mengerjakan
soal-soal itu dengan teliti. Satu jam berlalu, Nia sudah selesai mengerjakan.
”Aduh,
aku degdegan nih menunggu hasil ujian ini!”, kata Putri.
“Aku juga”, kata Nia.
Beberapa hari kemudian......
“Hore… aku
lulus”. “Ye…aku lulus”, teriak siswa yang dinyatakan lulus.
“Wah..hasil
pengumuman UNnya sudah keluar kita lihat yuk!”, ajak Putri dengan semangat.
”Ayo aku juga mau lihat nilaiku”, kata
Nia.
”Loh kok tidak ada nama aku ya”, kata Nia dengan cemas.
“ Yes,aku lulus!”, teriak Putri.
”Ni,
kok mukamu sedih ada apa?”, tanya Putri.
“Aku gak lulus!”, bisik Nia sedih.
”Kok
bisa!”, kata Putri kaget .
“Aku juga tidak tahu”, kata Nia.
“Nia…kamu lulus gak?”, tanya Sherly.
”Emang
kamu lulus Sher?”, tanya Putri.
Sejak itu Sherly diam saja.
Liburan semester Nia di rumah, ia di
hukum untuk belajar. Kalau Nia lulus dia bisa ikut keluarganya ke Puncak.
”Ya….
masa aku di rumah sih.. aku kan mau ikut ke puncak!”, kata Nia.
“Tidak! Kamu di
rumah belajar yang benar!”, kata mama Nia.
”Ya sudah..”, kata Nia
Dua minggu kemudian
Nia kembali menjalani hari-harinya di
sekolah dengan sepi, prestasi Nia semakin hari semakin turun. Dia iri dengan
teman-temannya yang sekarang sudah SMP.
Tiba-tiba Sherly datang ke mejanya
Nia. ”Kenapa kok kamu ke mejaku?”, tanya Nia.
“Aku mau minta maaf sama kamu! Aku sudah salah
selama ini”, kata Sherly.
’’ Iya aku sudah memaafkan kamu kok”, kata Nia
Mulai saat itu Nia dan Sherly bersahabat,
belajar bersama dan yang penting prestasi keduanya meningkat, semua senang
mendengarnya, termasuk keluarga Nia Dan Sherly.
Komentar
Posting Komentar